Melonguane, Exploresulut.com – “Tidak perlu kita orang PDI perjuangan masuk dan mencampuri urusannya. Biarlah itu menjadi politeknik negeri dan negara yang mengurusnya dan anak daerah memiliki kebanggan bahwa daerah memiliki sekolah yang berkualitas yang dikelola oleh negara,” ujar Bendahara DPC PDI Perjuangan Talaud Semuel Bentian ketika berkampanye dan menanggapi issu soal pengembangan CCT di Beo yang tidak jelas dan akan diperjelas oleh pasangan WT-AGB ketika memimpin daerah.
“Ketika menjelang penetapan survey bapak Welly Titah hanya 18% dan seminggu yang lalu (dua Minggu yang lalu) surveynya sudah mencapai angka 38% artinya memiliki kenaikan yang signifikan dan cenderung progresif sampai hari ini sudah di kisaran 49%,” tukas Heber Pasiak Ketua DPC PDI Perjuangan Talaud berapi-api.
Sementara Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jakop Mangole, SE MA mempertanyakan alasan kenapa daerah Talaud begitu jauh tertinggal dibanding daerah lainnya di Sulawesi Utara.
“Apa karena kita akan dipimpin oleh ‘orang bodoh’ ataukah ada yang salah dengan sumberdaya kita. Tidak ada yang salah, kita memiliki SDM yang hebat tetapi yang keliru dan salah adalah Tata kelolanya sehingga menimbulkan hutang yang bertumpuk dan harus dibereskan oleh pemimpin selanjutnya. Bersama bapak Welly Titah yang sudah terbukti kepintarannya dan kecakapannya dalam mengelola perusahaannya dan selalu tepat waktu membayar gaji dan apapun itu yang bersifat wajib sehingga tidak menimbulkan hutang juga kepiawaian nona Anisya Greytsa Bambungan yang tidak memiliki hutangpun daerah kita ini akan dibangun untuk menjadi daerah yang bermartabat Religius Maju dan Sejahtera,” kata Jakop.
Kampanye kemudian dilanjutkan oleh Anisya Greytsa Bambungan dan Welly Titah.
“Biar Jo orang bilang kita ini bodoh. Silahkan yang pintar berhadapan dengan kita. Karena bagi kita yang terpenting adalah tindakan bukan janji,” ungkap ko Poka Welly Titah biasa disapa dalam orasinya. (Onal)