Melonguane, Exploresulut.com – Issu politik uang kembali hebohkan dan bikin gaduh masyarakat Talaud jelang pencoblosan.
Issu politik uang merebak dikalangan masyarakat Talaud dengan janji jika memilih sesuai nomor urut yang dia harapkan/minta maka akan mendapat beras 1 karung dan uang tunai Rp.1.juta tapi dalam bentuk kupon yang akan ditukar sesudah menyalurkan hak pilihnya sesuai permintaan.
Ketua tim kampanye WT-AGB Jakop Mangole, SE, MA menanggapinya dengan tenang tapi tegas.
“Nda usah terpancing dengan isu murahan, dalam sejarah pilkada nda pernah ada calon yang ba bayar 1 juta, 500 ribu pun belum pernah ada. Hele ba kampanye pe susah kumpul dan bayar orang mo bacarita bayar 1 juta dan 1 karung beras, kalo betul paling tidak beras 1 karung so kase lebih dulu dan doi 3 kali kase 300 ribu, berikut 300 ribu dan terakhir 400 ribu. Sudah pernah calon bupati yang pernah bekeng depe kenyataan nyanda ada. kase kupon nanti mo bayar habis ba pilih. Itu pembohongan dan penipuan pemilih,” tegasnya dengan dialek Manado yang kental.
Lebih jauh Jakop Mangole yang adalah Sekretaris DPC PDI Perjuangan juga Wakil Ketua DPRD Talaud mengingatkan kepada seluruh pemilih untuk berfikir tenang dan fokus pada tujuan pilkada yakni mencari pemimpin Talaud yang jujur dan tulus serta berani berbuat untuk rakyat Talaud.
“Karena sesuai UU pemilihan, baik yang memberi maupun yang menerima akibatnya sama dipidana.(Sesuai Pasal 73 UU No 10 Tahun 2015 perubahan UU nomor 1 2014) Jadi mari masyarakat Talaud tetap tenang, menjaga persaudaraan, juga menjaga kondisi keamanan. Jangan mudah terpancing, foto maupun video jika ditemukan indikasi pelanggaran oleh siapapun. Jangan takut, laporkan ke Bawaslu dan Aparat Penegak Hukum dan kami siap membantu dengan tim kuasa hukum yang siap mendampingi,” tukas Jakop.
Welly Titah yang bahkan sering disebut oleh oknum yang menjalankan ‘kupon’ berbalas uang yang di iming-imingi senilai Rp.1 juta memberikan penjelasannya.
” Kita hanya senyum saja. Kalo diperbolehkan oleh aturan dan Undang-undang pilkada soal politik uang, berapa sih yang mo dibayar tiap kepala? Apa saya kurang mampu melakukannya?,” ungkap Titah sambil tersenyum.
Indikasi politik uang merebak di Kecamatan Beo, Kalongan, Desa Sawang dan beberapa daerah yang tercium oleh sejumlah anggota tim kampanye yang saat ini mulai bergerak mengumpulkan bukti dan data valid untuk dieksekusi.
(Onal)







