Kadis Kominfo: Gubernur Katakan Menambah Bandara di Lembeh, Bukan Pindahkan Bandara Sam Ratulangi

Manado, Exploresulut.com – Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian Provinsi Sulawesi Utara Drs Steven Liow menjelaskan maksud penyampaian Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI Pur Yulius Selvanus SE terkait bandara.

Kadis Kominfo menegaskan bahwa, yang Gubernur katakan adalah menambah bandara di Lembeh. Bukan pindahkan Bandara  Sam Ratulangi ke Lembeh.

“Bapak Gubernur menyampaikan, ada ide menambah bandara yang bisa didarati pesawat berbadan lebar.  Lokasinya di Lembeh. Bukan memindahkan bandara Sam Ratulangi,” tegas Kadis Kominfo.

Untuk Bandara Sam Ratulangi Manado menurut Pak Gubernur, akan terus dioptimalkan untuk sarana  vital perhubungan udara dalam memajukan pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara,” jelas Steven Liow.

Kenapa Gubernur mau menambah bandara, karena  Bandara Sam Ratulangi terkendala dalam perluasan untuk melayani penerbangan pesawat berbadan lebar.   Ini jelas menjadi penghambat bagi program pemerintah dalam menggenjot sektor pariwisata untuk peningkatan perekonomian rakyat.

“Hal ini pun disadari betul oleh Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus SE yang punya ide brilian untuk menambah bandara  representatif internasional di Sulut selain Bandara Sam Ratulangi yang sudah ada,” jelas Kadis Kominfo Steven Liow.

Sebelumnya  Gubernur Sulut Yulius Selvanus memberikan arahan dalam Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulut Tahun 2025-2029 di Hotel Peninsula, Kota Manado, Selasa (25/03/2025).

Menurut Gubernur Selvanus, untuk mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Bumi Nyiur Melambai, perlu adanya bandara yang bisa melayani pesawat Airbus dan Boeing  berkapasitas besar.

Pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380-800 menjadi pesawat berbadan lebar terpopuler/paling banyak digunakan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia.

Airbus A380-800 merupakan pesawat berpenumpang 500 orang yang banyak dioperasikan oleh negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.

Begitu juga pesawat jenis Boeing 747, 777, 787, dan dreamlifter. Khusus Boeing 747 diistilahkan sebagai “Jumbo Jet”, diperuntukan untuk mengangkut penumpang dengan kapasitas 550-660 penumpang.

“Pesawat berbadan lebar  ini tidak bisa mendarat di Bandara Sam Ratulangi karena landasan pacunya tidak cukup.  Runway Bandara Internasional Sam Ratulangi tidak bisa lagi diperpanjang. Karena terhalang Gunung  dan pemu pemukiman warga,” kata Gubernur Yulius Selvanus.

Diungkapkan juga oleh Gubernur, akan membangun jembatan penghubung antara Kota Bitung dan Pulau Lembeh.

Menurut Yulius, rencana strategis tersebut pernah disentil saat melakukan diskusi dengan Gubernur Sulut periode sebelumnya, Olly Dondokambey, untuk jadikan Sulut sebagai gateway ekspor impor.

Selain jembatan penghubung, sebut Gubernur, Pulau Lembeh bakal dibangun bandara untuk boeing jenis pesawat berkapasitas besar.

“Pembangunan jembatan Pulau Lembeh, kemudian saya diskusi dengan Pak Olly Bandara Sam Ratulangi ini belum bisa didaratin pesawat berbadan besar. Bukan dipindahkan, bandara untuk pesawat berbadan besar akan dibangun di sana,” ungkap Gubernur Selvanus.

Diketahui, dalam pembahasan RPJMD, Gubernur Yulius memaparkan 8 misi dan 45 program. Pemaparan program dan misi tersebut tidak lepas daripada pedoman saat melakukan kampanye di Pilkada 2024 lalu bersama Wakil Gubernur, J Victor Mailangkay.

Yulius menuturkan RPJMD Sulut harus mengacu pada RPJMN tahun 2025-2029 oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Di situ termuat adopsi daripada misi 8 Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden Prabowo.(RR/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *